Tampilkan postingan dengan label tawar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tawar. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 November 2013

Bisnis Roti Tawar dari Tepung Ketela


roti_tawar
Potongan roti tawar itu terasa lezat di mulut saat lidah mencicipinya, awal Oktober 2010 lalu. Bentuknya menarik perhatian, sama persis dengan roti tawar terigu merek terkenal. Namun, satu hal yang sulit dipercaya adalah rasanya. Rasa roti tawar ini mirip dengan roti berbahan terigu. Padahal, roti tawar ini terbuat dari tepung ketela hasil modifikasi Ahmad Subagio.

Perjalanan roti berbahan tepung ketela ini memang panjang. Bersama dengan sejumlah pemuda terpelajar yang andal dan suka bekerja keras, Subagio akhirnya berhasil mengembangkan industri modifikasi tepung ketela (modified cassava flour/mocaf) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Ketela, yang selama ini dipandang sebelah mata oleh banyak orang, kini memiliki nilai ekonomi tersendiri. Kehadiran industri ini tidak saja mampu membuka mata masyarakat mengenai potensi sumber pangan selain beras, tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang riil bagi pembangunan ekonomi pedesaan. Ekonomi masyarakat di lereng pegunungan yang tandus pun mulai bergerak berkat ketela.

Dengan produksi tepung antara 40 ton-150 ton per bulan, sebanyak 1.332 tenaga kerja terserap dalam kegiatan ini. Hebatnya, pekerjaan itu tidak berpusat di satu tempat—apalagi di wilayah perkotaan, melainkan terdistribusi ke pelosok pedesaan hingga lereng pegunungan. Ketela bisa menghidupi begitu banyak orang.

Alhasil, tidak ada dampak negatif seperti maraknya arus urbanisasi yang membuat pusing pemerintah. Urat nadi perekonomian di desa menjadi terpompa. Uang mengalir ke pelosok-pelosok desa, menghampiri masyarakat.

Harga singkong di tingkat petani, yang sebelumnya hanya Rp 150 per kilogram (kg), saat ini terdongkrak hingga tiga kali lipat, yakni Rp 500 per kg. Kebutuhan singkong pun tidak mampu lagi dipenuhi hanya dari Kabupaten Trenggalek, melainkan harus merambah ke wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Tulungagung, Kediri, Blitar, Ponorogo, bahkan sampai Kabupaten Bojonegoro.

Ini terjadi berkat meningkatnya harga keekonomian singkong ketika sudah diolah menjadi chip (irisan singkong untuk bahan baku mocaf) yang kisaran nilainya mencapai Rp 2.600 per kg. Adapun harga tepung mocaf sangat fluktuatif, tetapi tetap kompetitif jika dibandingkan dengan harga tepung terigu yang berada di kisaran Rp 5.000-Rp 8.000 per kg.

Petani singkong pun bersorak karena hasil panen mereka, yang dahulu tidak ada harganya, kini bisa dijual dengan harga pantas. Industri pendamping tumbuh, sektor transportasi merambah jalan-jalan desa, dan produk-produk perbankan yang dahulu asing mulai akrab dengan masyarakat.

Sejumlah prestasi yang berhasil ditorehkan itu tidak terlepas dari perjuangan panjang nan berliku yang dilalui Subagio. Kisahnya bermula ketika dosen Universitas Jember ini berkunjung ke sebuah pabrik tepung di Belanda pada tahun 2004.

Dalam kunjungan itu, ia terpesona dengan aneka produk makanan dan produk lainnya yang diolah dari bahan baku kentang. ”Dari satu bahan kentang bisa dapat banyak jenis produk, mulai bahan pangan sampai kosmetik. Ini, kan, luar biasa,” ujarnya.

Subagio pun mulai berpikir, di Indonesia pasti ada suatu produk yang mampu menyamai kentang. Sejak itulah dia mulai mencari dan bereksperimen dengan berbagai bahan baku. Fokusnya pada produk lokal khas Indonesia.

Subagio akhirnya menjatuhkan pilihan pada ketela pohon. Ketela merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dijumpai di Tanah Air. Namun ironisnya, singkong kurang mendapat perhatian dari pemerintah.

Masyarakat pun menganggap tanaman itu sebagai tanaman yang nilai jualnya rendah. Konsumsi ketela maupun pemanfaatan produknya belum optimal. Apalagi, pemerintah masih mengedepankan beras sebagai bahan makanan pokok dengan berbagai programnya.

Subagio pun menggali ilmu pengetahuan yang dapat mengubah singkong menjadi sebuah produk yang lebih bisa diterima pasar. Ia terinspirasi dari makanan tradisional gatot dan oyen, yang pembuatannya melalui proses fermentasi.

Setelah melakukan sejumlah uji coba, sampailah Subagio pada kesimpulan mengenai modifikasi tepung ketela melalui proses fermentasi. Dalam proses fermentasi ini diperlukan enzim (senyawa) berisi mikroba yang mampu memecah sel dan inti ketela sampai bersih sehingga tidak menyisakan ampas. Ini berbeda dengan produk pati ketela yang sudah dikenal luas oleh masyarakat.

Selain tidak menyisakan ampas, modifikasi tepung ketela juga tidak boleh menghasilkan aroma ketela yang terlalu kuat seperti halnya tepung tapioka. Alasannya, dengan aroma yang tidak menyengat, tepung ketela lebih mudah diterima pasar.

Berkat usaha keras, ia berhasil memunculkan karakter tepung ketela yang baru dengan warna lebih putih serta aroma dan rasa yang sedap, tidak lagi beraroma maupun berasa singkong. Dengan kelebihan ini, mocaf bisa menjadi substitusi tepung terigu, beras, ketan, dan tapioka, di samping menghasilkan produk-produk tertentu.

”Keunggulan lain, mocaf memiliki kandungan mineral kalsium yang lebih tinggi dibandingkan dengan padi dan gandum. Mocaf tidak mengandung glutein sehingga cocok untuk penyandang autis,” katanya.

Walaupun berhasil memproduksi tepung mocaf, ini bukan berarti perjuangan Subagio telah usai. Faktanya, perjuangan sesungguhnya justru baru dimulai. Pertama, ia harus mencari pangsa pasar untuk produknya. Sasarannya harus kalangan industri supaya manfaatnya lebih luas.

Perjuangan selanjutnya adalah mengimplementasikan gagasan menjadi sebuah produk yang riil. Setelah melalui jalan berliku dan diskusi yang panjang, Subagio memantapkan hatinya untuk memproduksi mocaf di Kabupaten Trenggalek.

Selain bahan baku ketela sangat berlimpah, Subagio juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Faktor dukungan inilah yang menjadi kunci sukses produksi mocaf, bukan bahan baku. Hal ini karena bahan baku singkong banyak dijumpai di daerah lain di Tanah Air.

Kendati kini mocaf dikenal luas oleh masyarakat, pemanfaatannya masih perlu digenjot. Khususnya menggali ide-ide kreatif yang bisa menelurkan produk turunan mocaf sehingga menghasilkan bahan pangan yang lebih bervariasi, seperti beras mocaf. Sejauh ini, mi mocaf juga sudah berhasil diproduksi. (*/Kompas)

Sumber: http://ciputraentrepreneurship.com

{ Read More }


Senin, 21 Oktober 2013

Tips Keberhasilan Usaha Budidaya Lobster Air Tawar LAT

Tips 1
Gunakan indukan berukuran fisik besar (dapat menghasilkan +/-500 s/d +/-900 per ekor 1 kali bertelur) sebagai produksi bibit dan untuk mempercepat pertumbuhan bibit ukuran 2 cm beri makanan ekstra berupa cacing sutra, dan berikan cacing tanah untuk mempercepat proses bertelur untuk yang dikawinkan, kemudian perlu anda ketahui juga pada proses pergantian kulit berarti proses pertumbuhan,(bertambah besar). Terutama pada proses pembesaran di aquarium, oleh karena itu guna merangsang pergantian kulit sesering mungkin seiring dengan seringnya anda melakukan pergantian air pada aquarium (tiap 3hari atau seMinggu 1kali) tergantung tingkat kekeruhan airnya.

Tips 2
Lakukan pengawasan sesering mungkin, untuk menghidari serangan sekelompok Lobster lain terhadap Lobster yang sedang mengalami proses ganti kulit (moulting). Oleh karena pada saat proses moulting, disamping kondisinya yang lemah,pada saat itu juga mengeluarkan cairan zat yang dapat merangsang sifat kanibal dan melakukan penyerangan terhadap lobster yang sedang tidak berdaya. Dan berikan juga pengaman pada tempat (Kolam atau Aquarium) agar Lobster tidak kabur karena sifat pengembaraanya yang tinggi, dan dapat bertahan hidup hingga 8 s/d 12 jam diluar kolam/aquarium.

Tips 3
Berikan makanan tambahan/ektra, terutama pada malam hari, sekitar Pkl.19.00~21.00 secukupnya, periksa dan berikan makan berupa pelet, bila sudah tidak terdapat sisa makanan yang diberikan pada waktu sore hari. Hal ini dilakukan guna menghinadri saling menyerang diantara sesama Lobster, oleh karena hewan ini mempuyai sifat kanibalisme yang sangat tinggi di samping itu aktivitas kelompok hewan ini meningkat pada malam hari termasuk untuk mencari mangsa. Jenis hewan ini tidak menebar bau anyir/amis seperti jenis udang atau ikan lainnya, jadi budidaya ternak dapat/layak dilakukan dilingkungan rumah/tempat tinggal.

Tips 4
Tentukan pilihan anda sebelum terjun ke dunia bisnis Lobster Air Tawar ini oleh karena cara pengelolaannya terdiri dari beberapa segmen, apakah anda sebagai : pedagang ; Ternak pembesaran ; Ternak pembibitan ; Ternak hobi/koleksi. hal ini perlu dilakukan agar langkah usaha yang anda jalankan bisa lebih terfokus. Baca juga buku sebagai referensi yang mudah didapat, dan salah satu penyedianya GRAMEDIA, yaitu Seri Agribisnis LOBSTER AIR TAWAR Pembenihan dan Pembesaran, penulis; R Hondo Wiyanto/Rudi Hartono, cetakan Jakarta 2003 dan Pembenihan Lobster Air Tawar Lokal Papua, penulis;Samuel Patasik, cetakan Jakarta 2004.

Tips 5
Apa bila pilihan Budidaya/ternak pembesaran,siapkan kolam untuk pembesaran mulailah dengan skala kecil dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan tetang sifat sifat yang spesifk dari hewan ini yang salah satunya adalah sifat kanibalisme yang tinggi. Agar skala resiko penyusutan pupulasi yang diakibatkan kematian dan kekurang terampilan dapat ditekan sekecil mungkin jika kelak memasuki usaha skla besar. Dan apa bila pengetahuan tersebut sudah didapat, mulailah dengan prencanaan produksi untuk target panen setiap bulan, untuk melihat ilustrasi perencanaan.

Tips 6
Pilihan budidaya ternak pembibitan sama dengan halnya dengan langkah budidaya pembesaran hanya pembibitan lebih sensitif lagi, sebaiknya biarkan s/d usia +/-1.5 bulan baru pindahkan kekolam pembesaran. Hewan ini memang hidup lebih sesuai di iklim tropis dengan suhu udara 24 sampai dengan 30 derajat celcius demikian juga kondisi air, khusus untuk anak yang baru dipisahkan dari induknya (burayak) pergunakan alat atau cairan pengukur Ph air, kemudian apa bila Ph air tidak ideal (Ph air ideal untuk LAT = 7 s/d 9 ) dapat diatasi dengan cara memberikan additive Ph up ataupun Ph Down, guna mempetahankan Ph ideal. Semua perlengkapan untuk mengontrol keadaan Ph air bisa didapat di tempat penjualan accessories ikan hias terdekat.

Tips 7
Pilihan tempat, rencanakan lokasi penempatan aquarium maupun kolam pemeliharaan pilih yang nuansanya tidak bising karena hewan ini mudah stress oleh hal-2 yang demikian,terutama pada proses perkawinan dan kehamilan kemungkinan telur yang dikandungan akan mudah rontok, sehingga akan menghambat proses pengembang biakan yang diinginkan. Hindari lingkungan hama pemangsa, tikus, kucing, dan sejenis nya,dengan memasang pelindung tutup kawat ayam dan sejenisnya. Ketinggian permukaan air 15 s/d 20 Cm dan supply oksigen yang cukup dengan memasang aerotor/air stone(gelembug-2 udara) dan Filter pump, agar selalu terjadi sirkulasi air yang bersih.

{ Read More }


IconIconIconFollow Me on Pinterest